Suatu hari aku berteduh di sebuah
pinggir jalan dekat dari tempat aku kuliah, rintikan air yang lembut telah
membasahi ibu kota. Aku sedang melamun termenung. Tiba-tiba aku melihat lima
orang bocah sedang asyik bermain hujan, mereka tampak ceria. Bahagianya mereka.
ketika awan cerah aku melihat seorang bocah yang menangis ketika diolok-olok
oleh teman-temannya tadi. Mereka memanggilnya gajah karena tubuhnya yang besar.
Aku teringat lagu tulus berjudul gajah. Ah sudah, lupakan. Aku menghampiri
bocah itu untuk menghibur, sayangnya aku kehilangan jejak. Dia berlari begitu
kencang ketika teman-temannya mengolok-ngolok bahwa ia adalah gajah. Ketika aku
berjalan menuju gang tempat kosan, aku melihat bocah itu yang sedang memeluk
ibunya. Aku mengamatinya. Bocah itu berhenti menangis dan mulai tertawa ketika mendapat
hiburan dari ibunya. Aku mengingat memori di otakku, karena merasa tidak asing
dengan anak itu. Aku membuka sebuah majalah yang ada di tasku. “ Anak berprestasi, mempunyai penyakit
kanker otak” Subhanallah, anak itu masuk dalam anak inspiratif di majalah terkenal.
“ Hai kamu, biarpun kata
orang-orang tubuhmu seperti gajah, dan mempunyai penyakit. Kamu kuat! Kamu hebat, bisa menjadi contoh inspirasi bagi anak-anak di Indonesia. Allah, terima kasih atas renungan
nyata pada hari ini”.
Hatiku tersentuh haru, rasanya
ingin menangis bersyukur.