Rabu, 29 Januari 2014

Cuap kata

Aku suka salut dengan orang yang sangat bersemangat dalam menunaikan kewajiban dan amanahnya.
Meskipun ada halangan yang melanda ia tetep semangat hingga titik usaha.
Menghasilkan karya - karya luar biasa, yang sangat inspiratif.
Kalo katanya sih...
Orang sukses itu bukan berarti dia gak pernah ngalamin stres ataupun masalah.
Semua pasti ada, ya kan karena hidup itu masalah. Tapi bagaimana kita bisa mengekspresikan sebuah masalah dan menghadapinya.
Oya, back to topic tentang orang sukses.
Orang sukses itu ya, kalo cerita tentang masalahnya  ada 2 pilihan.
Pertama, orang sukses yang suka cerita apa masalahnya, mengambil hikmah, berpikir optimis dan tetep melaju.
Kedua, orang sukses yang cerita tentang kehidupan lika-likunya setelah dia sukses :)
Belajarlah dari setiap kehidupan, insyaAllah kita akan bersama-sama belajar untuk memahami.

@sar_fit  

Senin, 20 Januari 2014

Menulis

Halo kamu! Iya, kamu :)
Kamu yang sedang membaca tulisanku saat ini.
Aku ingin berbagi sesuatu nih kenapa aku terobsesi ingin menjadi penulis,
Bukan berarti tulisan aku ini 'waaaw' bukan.

Aku ingin merapikan kenangan, agar tak menjadi lupa dengan serpihan-serpihan kata menjadi hikmah.
Jika suatu saat aku tlah tiada, aku bisa meceritakan kenangan menyejarah dalam hidupku. Ya, itu salah satu alasan aku bersemangat dalam menulis blog dengan slogan ' Say to Keep Sharing '.

Menulis itu nikmat.
Kenapa?
Tentu saja kita bisa mengekspresikan perasaan secara keseluruhan tanpa beban.

Kita akan belajar menghargai tentang sebuah karya.

Menceritakan tentang kehidupan fiksi maupun non fiksi, pastinya dengan rasa hati sesuka kita.
Menulis itu , tanpa waktu.
Kita cukup mengeluarkan isi kata hati untuk merangkainya.

Aku akan terus belajar menulis dengan cinta.
Biarpun sekalinya orang-orang tertawa melihat tulisan ekspresiku.

Aku akan terus belajar berbagi kepada siapapun, kapanpun dan tentang apapun.

Ya... Semangat berkarya! Semangat menulis! (:
 @sar_fit 

Sabtu, 18 Januari 2014

Terimakasih temanku sayang :")

Aku ini memang bisa menutupi kesedihanku, tapi buat orang - orang terdekatku, tidak bisa di naif kan bila aku sedang mempunyai suatu problem.
Oh Allah... Syukurku tak terkira atas nikmat ukhuwah yang Kau berikan.
Indahnya kasih sayang dan saling memberikan dukungan.

Siang hari, dilantai 10. Sehabis ujian bahasa inggris Toeic satu angkatan 2011 universitas Yarsi. Aku melihat teman-temanku yang stress dan banyak komentar tentang ujian 200 soal, ada yang pasrah dengan muka flat, ada yang senyum sumringah dan banyak ragam ekspresi lainnya yang dilakukan teman-temanku.

"..Mping, gimana tadi? Anak EF bisalah yaa pasti. Udah master.." Tanya Kawanku bernama Shatiea.
".. Hahahaha... maksud lo? aamiin Ya Allah.." Jawabku senyum dengan wajah yang agak tak peduli. Pikiranku adalah senang, senang karena ujian akhir semester telah berakhir Tapi batinku adalah beban. Ya, jiwa melankolisku muncul. Sedari tadi sebenernya adalah aku mengerjakan soal sebelum sampai tiga puluh menit juga udah selesai. Jelas saja, karena aku mengerjakannya tidak melihat soal. Kebiasaan buruk dari dulu itu, kalo gak mood sama sesuatu pasti gak peduli. MasyaAllah banget kan.
Sedari satu jam tiga puluh menit setelah aku selesai mengerjakan ujian bahasa inggris itu sebenernya aku berpikir, mencari jalan keluar dalam sebuah ujian kehidupan realita. Sayangnya aku tak menemukan jalan keluar. Aku butuh solusi dari orang yang tepat. Aku butuh tempat sharing dengan orang yang ku percaya.

Samping meja tempat aku ujian, aku melihat sosok wanita yang aku sangat kenal kepribadiannya. Ya, Mardyah namanya. Teman aku waktu di SMA Al Kahfi. Bagaimana kita gak deket, jelas-jelas kita satu angkatan yang akhwat isi nya 33 orang dan yang pindah 3 orang, Meni, Fika, dan Qonju. Walaupun gitu hubungan kita tetep melekat. Kuncinya kita adalah komunikasi bila hubungan kita erat. Ukhuwah kita pelangi yang indah, bisa melengkapi dan solid parah. Sekarang diantara kita berpencar buat mengejar mimpi-mimpi masa depan, buat menjemput cita-cita, buat belajar di tempat yang berbeda-beda. Namun, dikampus ku ada Mardyah yang menemani, bedanya itu aku fakultas psikologi dan mardyah fakultas hukum.

" ...Mardyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh... " Sapa aku penuh rindu dan sumringah.
" ...Saraaaaaaaaaaaaah..." Balas kamu dengan ekspresi yang sama denganku.
Kita bersalaman dan berpelukan sambil menanyakan kabar. Kemudian kita berjalan kerah luar kelas.

" Mardyah... Ane stress... Sambil peluk mardy. kan... kan ane nangis"
" Sar...? kenapa cerita dong, kita udah lama gak ketemu dan gak cerita-cerita"
" Ahhh Mardy.... " Panggilku, memeluk.
" Sar, nt nangis beneran" kamu dengan penuh keheranan bertanya-tanya dan memelukku.

Mardyah memelukku dan membawa kearah ruang tangga darurat lantai 10. Jelas saja, karena di tempat itu sepi, dan aku bebas menangis berekpresi.

" MasyaAllah sar.. Nangis nt udah beda yaa"
Kemudian aku menangis semakin kejer.

Memang Sarah Fitria yang dulu adalah kalo menangis pasti selalu ada ketawanya.

Entahlah, aku tak bisa bercerita dengan Mardyah saat itu. Aku cukup merasa puas dengan tangisan penuh luapan tanpa kata.

Satu menit.
Dua menit.
Tiga menit.
Empat menit.
Lima menit.

Mardyah tetap menatapku, menghiburku bahkan mungkin ia bertanya-tanya.

Hening.

Aku merasa lega.

Kemudian aku tertawa, tersenyum.

" Hahahaha....... Ane gak papa. Makasih ya mar udah nemenin ane nangis"

Mardyah memelukku. Kemudian aku menangis.

" Sar, ceritalah sama ane"

Pada akhirnya aku pun bercerita pada Mardyah.

Aku - kamu saling bertukar pikiran.
kemudian terpecahlah sebuah ide dalam benakku.

Aku merasakan zona positif, lega dan kembali untuk ceria.

Kemudian aku dan Mardy beranjak dari tangga darurat menuju lift lantai 10.

" Semangat Sarah! "
" Ha... Ha... Ha... Semangat juga nt mar "
"Oh iya Mar, ane mau ke lantai 6 dulu ya. Temen-temen udah nunggin ane kayaknya. Ahh mardyah syukron berat yah" Sambil bersalaman dan melangkahkan kaki untuk keluar dari lift.

" Dadaaaaaah Sarah....."
" Dadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah Mardy.... "


***
Tepat turun dari lift aku berpas - pasan dengan Aida.

" Mping... Kamu kenapa?" Tanya temanku Aida.
" Gak papa kok Da.. "  Jawabku senyum
" Pasti yang tadi katanya kamu mau sharing sama aku ya?"
"  Hahaha.. iyaa. Tapi ntar kalo UAS kamu udah selesai ya''
" Emping..... Keep Smile. Nanti cerita loh yaaaa sama aku. Aku pulang duluan ya "
" Oke, Semangat ya UASnya daaaaa "
 Kemudian Aida pergi meninggalkan aku dan turun lewat lift.

Aku melangkah kearah TU fakultas, dan melihat teman-temanku di depan mading.
Beberapa temanku memanggilku.

"Eeeeeeempingggggggg.... Sini ping sini"
" Haloooo... Aku Sholat dulu yaaa"
" Siap deh mping"

Tiba- tiba Shatiea datang menghampiriku ke arah kamar mandi.

" Eeeeemping..............." kamu menghampiri dan memelukku.
" Kamu tadi kenapa nangis sama Mardy? Cerita dong sama aku"
" Iya sayang nanti aku cerita, aku shalat dulu ya"


Entahlah, kenapa banyak yang menanyai mengapa aku menangis. Mungkin saja karena selama ini aku gak pernah menangis di depan mereka selama awal kita kenalan.

Aku ini memang jarang menangis, tapi sekalinya menangis kejer berekspresi.
Aku ini memang susah menangis di depan publik, tapi untuk di depan orang-orang yang aku sayang dan aku percaya aku akan bebas berekspresi untuk menangis.

Terimakasih Allah, Syukurku yang tak terkira karena telah mempunyai teman-teman dan lingkungan yang begitu indah ukhuwahnya.
Terimakasih teman, telah menjadi penyatuan warna pelangi hidupku.

Allah...
Ingin rasanya ku ungkap, betapa aku menyayangi mereka dengan raga jiwa serta ucap syukur, Alhamdulillah :')

@sar_fit 








Kamis, 02 Januari 2014

Haloha 2014 :)


Kesuksesan adalah kesabaran dalam bertahan, maka bersemangatlah.
Masih ada harapan.
Bahkan mentari itu akan cerah  penuh kehangatan dan ceria selalu ada saat hujan telah usai. Ya, benar seandainya ketika ada pelangi yang muncul akan selalu mewarnai dengan keragaman indah.

Tetaplah berdiri dengan jati diri.
aku - kamu - kita bahkan mempunyai impian yag berbeda.
Bergeraklah! karena kau tak akan tahu jika disana akan ada hadiah menanti tentang mimpimu. :)

@sar_fit