Rabu, 10 Juli 2013

Gumam curahan

"Aku ingin mencintai psikologi.. setulusnya.. sebenar-benar aku cinta.. dalam doa.. aku berharap agar aku mengerti..."-nada edcoustic.
Perang self jiwa, duh aduh otak sabarkan aku dalam mencerna. Jangan kau rumitkan seperti rumus-rumus matematika dan fisika.
Gak rumit sih cuman lagi sensitifitas merajalela kalo ngeliat muka jutek sama kata makna negatif dari sendosen, kalo udah begitu kalo belajar gak fokus. Argh!
Masalahnya aku sudah terlanjur berkecimpung di dunia SP yang penuh sesak tanpa suka cita.
Kalo psikologi bukan impian aku, udah gak aku nikmatin kali.
Lika-liku tuk meraih pelangi masa depan emang gak mudah. Hanya jiwa-jiwa manusia sukses lah yang mampu berkoar dan berkorban  dalam menggapainya. Semangatnya tak akan runtuh dalam tekadnya, tangisnya akan menjadi kenangan manis biarpun pahit di awal. Langkahnya biarpun berat tapi akan menjadi ringan bila dilalui.
Kalau kau ingin meraih mimpimu, harus tahan perih.
Karena dirimu tak akan terganti oleh setiap asah yang kau tempuh.
Berjuang itu memang lelah, asal lillah.
Kata keluh pun ketika kau ungkap akan juga dilakukan.
Ya, itulah manusia..
Kadang kuat dan kadang lemah.
Hanya butuh ingatan kata nasehat, dikit sedikit akan berubah.
Manusia memang beragam, penuh warna macam.
Jika kau melihat manusia berbeda, ya itulah.. Allah memang indah dalam menciptakan. Tujuannya apa? Pastinya untuk melengkapi. Supaya seru dalam membuat cerita tentang kehidupan.
Jadi intinya sendosen yang penuh kata makna dan tampang negatif dikelas itu sebenernya indah kalau kita ubah dalam pemikiran positif, tujuannya mungkin supaya kita kuat mental ketika kita sukses.
Kita lagi diajarkan mental-mental orang sukses aja kok, bertahan ya.
Sukses itu pilihan loh, nikmatin aja :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar